Newest Post

// Posted by :Unknown // On :Selasa, 25 Februari 2014

 

MEMAHAMI ARTI DARI IMAJINASI.

IMAJINASI atau imajinasi, sesungguhnya telah diakrabi oleh sedemikian banyak manusia. Kendati demikian, pemahaman atas imajinasi, masih cenderung disalah-tafsirkan. Sebagian besar orang memahami imajinasi sebagai khayalan, yang sesungguhnya merupakan ilusi dan fantasi. Keduanya berbeda dengan imajinasi. Dari histetymoly, kata yang mulai dipergunakan sejak abad ke 14 dalam kosakata middle English dan Anglo-French (imagination), berakar pada bahasa Latin: imaginatio (dari imaginari).

Imajinasi dapat dipahami sebagai sumber dan dinamika kekuatan tersembunyi yang menggambarkan kekuatan citra realitas kedua yang dapat diwujudkan menjadi kenyataan dalam hidup sehari-hari. Karenanya, imajinasi sering juga dipahami sebagai abilitas kreatif, dan atau abilitas untuk menghadapi aneka masalah. Imajinasi bertahta pada otak dan pikiran yang aktif dan merespon dinamika hasrat insani setiap manusia. Pada sebagian manusia, imajinasi merupakan kreasi yang didorong oleh kebernasan pikiran. Kemudian membuahkan beragam kreasi hidup manusia dalam proses pengembangan dayacipta, yang memiliki jarak tertentu dengan beragam asumsi yang dilahirkan oleh obsesi-obsesi. Bisa juga dikatakan, imajinasi sebagai sketsa dari suatu realitas yang belum ada, menjadi ada.

Mimpi melahirkan ilusi, fantasi, dan imajinasi. Ilusi merupakan khayalan yang berkembang dan merasuk ke dalam otak manusia, sebagai pengembangan mimpi. Deskripsi abstraktif tentang sesuatu keadaan yang ditimbulkan oleh besarnya hasrat ideal yang tak diperolehnya di alam realis. Ilusi merupakan silap mata atau fatamorgana, yang bersifat hayali dan hanya bisa dialami di alam bawah sadar.

Akan halnya fantasi, merupakan eksplorasi mimpi yang berkembang di luar empirisma nalar manusia, dan terbebas dari berbagai indikator dan para meter realitas hidup pertama. Akan halnya imajinasi, merupakan pengembangan (dreams development) yang terukur, memenuhi indikator dan parameter imaginary. Parameter dan indikator realitas untuk mewujudkan mimpi dan angan-angan menjadi kenyataan.

Imajinasi yang memenuhi parameter imaginary: manageable, feasible, dan realible, berkembang menjadi imagine. Suatu kerangka abstraksi idealistika kehidupan nyata (cita-cita) yang dapat diwujudkan pada suatu kurun waktu (time line) tertentu, berdasarkan sejumlah kekuatan pendorongnya.

Imajinasi bukan khayalan, melainkan deskripsi abstrak dan ideal dari gagasan, ide, dan mimpi yang dapat diwujudkan. Karena itu, imajinasi memadukan secara serasi dan selaras intuitive reason dalam realitas pertama kehidupan. Buah nalar di luar empirisma yang bisa diubah menjadi pengalaman empiristis. Baik dirangsang oleh persentuhan indria terhadap sesuatu yang sudah ada, ataupun penghampiran nalar terhadap sesuatu yang sebelumnya tidak ada.

Dalam tradisi keilmuan, imajinasi dapat dipahami dari pengalaman non empiris dan empiris, Newton yang menemukan dalil tentang grafitasi bumi, juga pada apa yang dialami Archimides untuk merumuskan teori tentang daya tolak dan daya tekan benda padat terhadap air, sebagaimana Thomas Alfa Edison ketika merumuskan energi listrik. Serta berbagai teori lain yang bermula dari pengembaraan ke ruang abstraksi natural law. “IMAJINASI adalah mata sang jiwa,” begitulah Joseph Joubert, seorang penulis Prancis pernah menuliskan. Jika begitu, sesungguhnya semua orang memiliki imajinasi, sebab semua orang memiliki jiwa. Bedanya adalah soal ketajaman “mata imajinasi” seseorang dalam melihat realitas hidup. Ketajaman itu bisa diasah. Tergantung mau atau tidak mengasahnya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © FORUM INFORMASI //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //